Koninginnedag 30 April 2009
Koninginnedag atau biasa di sebut Queen's day atau Hari Ratu merupakan hari libur nasional negara Belanda untuk merayakan hari ulang tahun sang ratu. Jalan-jalan seketika berubah menjadi lautan manusia berpakaian dan beraksesoris serba ORANYE (yang adalah warna nasional Belanda). Orang-orang berjubel menawarkan beragam dagangan mulai dari pernak-pernik cantik hingga barang-barang bekas dengan harga super duper miring. Pagelaran musik di lapangan terbuka pun memeriahkan suasana hiruk pikuk jutaan manusia yang terhampar sampai ke sudut-sudut kota. Aura yang meruak hanyalah pesta, pesta, dan pesta!!!
Saking lengketnya kata PESTA dengan event ini, promosi Queen's Day tahun ini malah menimbulkan kontroversi. Lihat saja bagaimana wajah-wajah tokoh-tokoh politik dunia di gambar ini bisa nimbrung ikut konvoi masyarakat di Amsterdam. Sangat kreatif, itu harus diakui.
Sayangnya, pesta akbar tahun ini tercoreng dengan insiden maut. Sebuah mobil sedan berwarna hitam tiba-tiba menerjang rombongan Ratu dan keluarga yang sedang melaksanakan tradisi, bercengkrama dengan masyarakat di atas bis beratap terbuka. Peristiwa maut ini terjadi di kota Apeldoorn, di mana mobil tersebut menewaskan setidaknya 4 orang dan melukai belasan warga sipil lainnya sebelum akhirnya semakin ringsek setelah menabrak sebuah monumen. Perkiraan semua orang sampai saat ini, kejadian tersebut disengaja. Sayangnya, kita harus menunggu sampai si pengemudi mobil siuman dari berbagai operasi yang harus dijalaninya.*
Sengaja atau tidak disengaja, tragedi tersebut telah berdampak besar akan perayaan hari Ratu di Belanda. Banyak acara harus dibatalkan.
Bagaimana dengan perayaan di Indonesia? The show must go on. Dikarenakan perbedaan waktu yang cukup jauh (5 jam), perayaan di Indonesia tidak dibatalkan. Lobby Hotel Shangrilla sudah mulai ramai terisi para tamu undangan resepsi Queen's Day ketika saya menginjakkan kaki di sana. Dubes Belanda pun menyampaikan dukanya bagi para korban insiden di Belanda. Setelah alunan lagu kebangsaan Indonesia dan Belanda berakhir, dimulailah pesta yang sesungguhnya.
Makanan-makanan khas Belanda disajikan dengan apik. Mulai dari si kecil poffertjes dan bitterballen, hutspot dan worst-nya, dan tentu saja... haring! Sajian ikan haring dan ikan paling mentah ini memang agak berbeda. Langsung saja saya menyempatkan diri untuk melahap beberapa potong. Agak amis memang, tapi patut untuk dicoba. Bukan pesta pula kalau tidak ada bir dan wine, kan? Bar kecil pun dibuka untuk memuaskan dahaga para tamu.
Pengetahuan saya akan masyarakat diplomat dan pebisnis Indonesia memang masih sangat minim. Namun setidaknya wajah familiar Bakrie dan Gultom tadi ikut ambil bagian dalam acara potong kue bersama bapak dubes. Orang-orang sekelas Pia Alisyahbana juga bertebaran. Sisanya ya, kroco-kroco macam saya ini, yang kebetulan mendapat kesempatan ikut mencicipi suasana pesta.
Meskipun demikian, saya kurang menikmati acara ini. Kurang enjoy karena tidak ada teman-teman seperjuangan saya. Lebih baik saya pulang ke rumah dan menuliskan pengalaman saya hari ini ke dalam blog ini. Ya, kan? :)
- - -
*update: Pengemudi meninggal; kajadian di hari ratu tetap tak terungkap.
Saking lengketnya kata PESTA dengan event ini, promosi Queen's Day tahun ini malah menimbulkan kontroversi. Lihat saja bagaimana wajah-wajah tokoh-tokoh politik dunia di gambar ini bisa nimbrung ikut konvoi masyarakat di Amsterdam. Sangat kreatif, itu harus diakui.
Sayangnya, pesta akbar tahun ini tercoreng dengan insiden maut. Sebuah mobil sedan berwarna hitam tiba-tiba menerjang rombongan Ratu dan keluarga yang sedang melaksanakan tradisi, bercengkrama dengan masyarakat di atas bis beratap terbuka. Peristiwa maut ini terjadi di kota Apeldoorn, di mana mobil tersebut menewaskan setidaknya 4 orang dan melukai belasan warga sipil lainnya sebelum akhirnya semakin ringsek setelah menabrak sebuah monumen. Perkiraan semua orang sampai saat ini, kejadian tersebut disengaja. Sayangnya, kita harus menunggu sampai si pengemudi mobil siuman dari berbagai operasi yang harus dijalaninya.*
Sengaja atau tidak disengaja, tragedi tersebut telah berdampak besar akan perayaan hari Ratu di Belanda. Banyak acara harus dibatalkan.
Bagaimana dengan perayaan di Indonesia? The show must go on. Dikarenakan perbedaan waktu yang cukup jauh (5 jam), perayaan di Indonesia tidak dibatalkan. Lobby Hotel Shangrilla sudah mulai ramai terisi para tamu undangan resepsi Queen's Day ketika saya menginjakkan kaki di sana. Dubes Belanda pun menyampaikan dukanya bagi para korban insiden di Belanda. Setelah alunan lagu kebangsaan Indonesia dan Belanda berakhir, dimulailah pesta yang sesungguhnya.
Makanan-makanan khas Belanda disajikan dengan apik. Mulai dari si kecil poffertjes dan bitterballen, hutspot dan worst-nya, dan tentu saja... haring! Sajian ikan haring dan ikan paling mentah ini memang agak berbeda. Langsung saja saya menyempatkan diri untuk melahap beberapa potong. Agak amis memang, tapi patut untuk dicoba. Bukan pesta pula kalau tidak ada bir dan wine, kan? Bar kecil pun dibuka untuk memuaskan dahaga para tamu.
Pengetahuan saya akan masyarakat diplomat dan pebisnis Indonesia memang masih sangat minim. Namun setidaknya wajah familiar Bakrie dan Gultom tadi ikut ambil bagian dalam acara potong kue bersama bapak dubes. Orang-orang sekelas Pia Alisyahbana juga bertebaran. Sisanya ya, kroco-kroco macam saya ini, yang kebetulan mendapat kesempatan ikut mencicipi suasana pesta.
Meskipun demikian, saya kurang menikmati acara ini. Kurang enjoy karena tidak ada teman-teman seperjuangan saya. Lebih baik saya pulang ke rumah dan menuliskan pengalaman saya hari ini ke dalam blog ini. Ya, kan? :)
- - -
*update: Pengemudi meninggal; kajadian di hari ratu tetap tak terungkap.
0 comments:
What say you?