Twitter LinkedIn Pinterest RSS Feed

Jun 5, 2004

Anak Bumi

Di antara gunung-gunung aku berada

dalam gaungnya aku bersuara

"semuaaaa....lihat aku!"

"aku ini anak bumi."

lalu pangkal cemara yang baru ditebang tertawa

"kau ini hanya manusia biasa."

"cuma bicara."

"tanpa punya sedikit asa."

"tolong diam saja."

"beri ketenangan pada sisaku yang hampir mati."



Dekat akar-akar tuanya aku rebahkan kepala

"aku mendengar detakmu, cemara tua..."

tidak ada jantung dalamku ucapnya

"tapi aku merasa hidupmu..."

"sendiri, sampai beberapa saat lalu"

dan akan tetap sendiri sampai nanti ujarnya

"tak mungkin, karena ada aku."

"tak mungkin, karena ada natal di sekitarmu."

aku hanya sebagai kayu api sanggahnya

"dan hangatmu menidurkan anak manusia."

"baramu menyatukan keluarga."

sisaku hanya abu tuturnya

"abu yang telah memberi kebahagiaan?"

"adalah abu yang istimewa..."



"sisa tuaku tenang sekarang, anak manusia..."

bukan, aku anak bumi sanggahku

karena ibundaku sang gaia

karena rumput alas kakiku

karena angin dan bunga pakaianku

dan air cerminku

"sisa tuaku tertawa sekarang, anak bumi..."

"mungkin kita bisa berbincang suatu kali



Lalu kaki kecilku berlari

berlari menuju guaku

di dalamnya ku berbaring nyaman

sesaat sebelum sang purnama bernyanyi

"tidurlah kau, anak bumiku..."



dibuat 30 Dec 03, 2.44 a.m. oleh val

0 comments:

What say you?